Minggu, 24 Desember 2017

Menyusuri Keindahan Perkebunan Teh Kemuning, Lembah Sumilir, dan Kompleks Candi Cetho Kabupaten Karanganyar

Candi ini terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Saat pertama kali datang kesana, hal pertama yang saya rasakan adalah cuacanya yang benar-benar dingin yang membuat saya harus bolak-balik ke kamar mandi karena kebelet pipis. Sebenarnya, sebelum mengunjungi Candi Cetho ini, kita bisa berkunjung ke Perkebunan Teh Kemuning terlebih dahulu. Berhektar-hektar teh ditanam disana, selain itu tempat ini dapat dijadikan sebagai spot foto yang sangat bagus karena jika pengunjung beruntung, suasana disana dapat berkabut layaknya sedang berada di negara-negara Eropa yang tengah turun salju. *ngawur*
Kebun Teh Kemuning yang Luas nan Asri
Selain Kebun Teh Kemuning, kita dapat pula mengunjungi Lembah Sumilir, mengapa dinamakan Lembah Sumilir? Mungkin karena obyek wisata ini berada di sebuah turunan bukit yang berbentuk setengah melingkar sehingga dinamakan “Lembah” yang apabila kita berada disana dapat merasakan hembusan angin semilir sehingga dinamakan "Lembah Sumilir" (ini cuma pendapat pribadi, wkwk). Di Lembah Sumilir terdapat pula perkebunan teh, namun tak sebanyak dan sebagus di Kemuning. Obyek wisata Lembah Sumilir tergolong sangat terjangkau karena kita hanya butuh Rp. 5000,- untuk mendapatkan tiket masuk ke sana. Saat berada disana kita akan disajikan dengan berbagai bentuk rumah-rumahan yang terbuat dari bambu. Seperti rumah Hobbit, rumah-rumah layaknya di Eropa, dan Kincir angin Belanda yang semua dibuat dari bahan bambu.
Rumah Hobbit Lembah Sumilir
 
Pemandangan di Sekitar Lemabah Sumilir

Selain itu di rumah-rumah tersebut kita bisa mengabadikan momen dengan background pemandangan Lembah Sumilir yang nampak Indah dari aras ke bawah. Intinya, tempat ini worth it untuk dikunjungi selama liburan, yeaaaaay.
Back to topic tentang Candi Cetho, untuk memasuki kawasan Candi ini kita diwajibkan membayar Rp. 7000,- untuk tiket masuk dan saat memasuki candi ini kita akan diberikan sebuah kain yang mirip papan catur berwarna hitam putih, disini tidak diwajibkan untuk membayar. Sumbangan hanya bersifat opsional. Berlanjut untuk memasuki kawasan candi, kita akan disambut dengan gapura yang tinggi dan megah.
Gapura Penyambutan

Setelah itu, kita juga akan disambut dengan arca-arca berada di sekitar Candi. Kita bisa naik sampai puncak candi, namun saat kita memasuki area paling atas, entah kenapa kita seperti merasakan area mistis di sekitaran candi.  Waktu itu pengunjung yang berada di sekitar situ hanya kelompok rombongan saya yang terdiri dari 4 orang, namun ketiga teman saya sibuk berfoto-foto di depan gapura pertama. Karena saat itu cuacanya sedang tidak bersahabat, nampak berkabut dan sedikit hujan kita tetap memaksakan untuk disana. Sebenarnya hanya saya yang memaksakan diri untuk naik ke atas. Saya akhirnya sendiri naik ke atas karena teman-teman saya tidak ada yang mau diajak. Suasananya benar-benar sangat mistis. Saya pikir hanya kelompok saya yang berada di sana, namun saat memulai perjalanan menuju puncak candi saya bertemu dengan dua orang laki-laki entah siapa yang tiba-tiba bertanya kepada saya, asal saya darimana, datang kesana bersama siapa.. dll dan setelah saya menjawab pertanyaan-pertanyaan bapak tadi, akhirnya saya lanjut ke atas. Sampai di atas benar-benar area mistis begitu terasa, rasanya sepi, sunyi, senyap, saya belum tau apa-apa sebenarnya tentang tempat tersebut namun ternyata di sekitar Gunung Lawu termasuk Candi Cetho menyimpan banyak sekali cerita mistis yang banyak orang ikut merasakan keanehannya juga (kadang ane lebay).
Bukan bermaksud untuk menakut-nakuti hanya saja kita memang harus percaya bahwa memang makhluk ghaib benar-benar diciptakan oleh Yang Maha Kuasa. Tak usah takut, karena mereka sebenarnya sama seperti kita hanya saja mereka tidak tampak, hehehe.

Sekian tentang cerita liburan saya ke Karanganyar, saya harap tulisan saya ini dapat menjadi sedikit referensi untuk kalian yang ingin dolan-dolan ke Karanganyar. :)